Minggu, 31 Juli 2011

0

"Jadilah kamu ahli dalam membaca alam dan lingkunganmu"

Posted in
Damai Sejahtera
Salam dan shalawat kita panjatkan kepada Allah Tu(h)an Semesta Alam yang telah tak henti-hentinya memberikan rahman dan rahim-Nya, sehingga kita bisa hidup dan merasakan rahman dan rahim-Nya. Rahman Allah semua manusia berhak mendapatkan limpahan-Nya tetapi tidak semua manusia dapat merasakan rahim-Nya. Manusia diberikan sarana berupa indera untuk merasakan rahman dan rahim tersebut, seperti contoh Allah memberikan 3 sarana untuk menjalani hidup dan kehidupannya yaitu mata, telinga dan qolbu jika tidak digunakan maka hidup dan kehidupannya diibaratkan seperti binatang ternak yang hina (Qs.Al A’raf 7/179).



Dalam translete bahasa Arab rahman dan rahim diartikan pemurah dan penyayang berarti Allah mempunyai sifai dan karakter Yang Maha Pemurah dan Yang Maha Penyayang, maksudnya Allah memberikan apapun yang menyangkut kehidupan manusia dibumi, seperti contoh apapun agama dan kepercayaan manusia selama ia hidup Allah tetap memberikan udara segar untuk mereka bernafas, Allah memberikan rezeki berupa materi jika ia berusaha tekun dan konsisten mencari dan mendalami ilmu-ilmuNya, hasil bumi yang melimpah untuk diolah, dan masih banyak lagi karunia Allah yang tidak bisa dihitung dengan kalkulator sekalipun. Tetapi manusia tidak semuanya bisa merasakan kasih sayang Allah, ibarat seorang Bapak menyayangi anaknya yang selalu menuntun anaknya jika melakukan kesalahan tentu dengan perkataan yang sebaik-baiknya perkataan, mendidiknya hingga ia tumbuh dewasa tentu dengan ajaran-Nya, mengatur seluruh kehidupan anak-Nya layaknya sebuah keluarga yang sakinah wa wahdah wa rahmah, menaungi anak-Nya dengan sebuah rumah yang kokoh, indah tiada cacat, teratur juga dinamis dan lain-lain.

Kita bisa memperhatikan orang-orang Cina dan Jepang yang notabene adalah pengusaha sukses didunia mereka tidak mengaqidahi dan mengimani Allah tetapi dengan usaha kerasnya mencari dan mendalami dunia perdagangan dan teknologi maka Allah memberikan semua yang mereka ingin capai meski mereka tidak melakukan syariat yang sama dengan agama Islam, Nasrani dan Yahudi, mereka tidak mengimani adanya Rasul dan Nabi Allah layaknya tiga agama tadi, begitupula pula sebaliknya. Jadi bisa disimpulkan apapun yang manusia lakukan jika itu menyangkut kelangsungan hidupnya maka Allah akan memberikan kepadanya karena Allah tahu manusia butuh makan, minum, tempat tinggal yang layak, kesehatan, pendidikan dan lain-lain, tetapi ini semua adalah materi dunia yang tidak bisa disamakan dengan kasih sayang Allah, contohnya ada manusia dengan kecerdasan yang hebat dan kekayaan yang melimpah-ruah mereka hanya terpikirkan bagaimana utnuk memuaskan semua keinginan materi dan mempertahankan hartanya, sehingga terjadilah ketidakadilan, kehidupan yang tidak sejahtera, pemberontakan, ambisi yang menggebu-gebu, membunuh, mencuri, merampok, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan materi. Meskipun mereka mencoba untuk menyatukan manusia dengan berbagai pemahaman tetapi masih didasari oleh materi dunia saja niscaya itu tidak akan berhasil. Mereka tidak mengetahui untuk apa ia diciptakan dibumi??? Apakah hanya untuk mengejar ilmu dan materi??? Apakah mereka tidak mengenali siapa yang menciptakan, ibarat mencintai seorang kekasih tetapi tidak mengetahui apa sifat dan karakter kekasihnya, semua itu karena mereka tidak bisa membaca sifat dan karakter Allah.

Perhatikanlah kisah Rasullullah Muhammad SAW berikut :
Allah memerintahkan Jibril untuk menjumpai Muhammad lalu menyuruh beliau membaca (iqro), lalu datanglah Jibril kepada beliau dengan berkata “ iqro=bacalah” lalu beliau menjawab “ana bi qori= saya tidak bisa membaca” sampai tiga kali Jibril berkata kemudian memeluk beliau sambil mengucapkan (iqro bi isme robbi= bacalah dengan isme Rob) lalu beliau baru mengerti.

Dari kisah diatas timbullah beberapa pertanyaan yaitu:
1. Mengapa Allah menyuruh Muhammad untuk membaca dan tidak bisa???apa yang dibaca???
2. Apakah itu isme Rob???
3. Mengapa Muhammad 3 kali disuruh membaca baru bisa membaca ketika disuruh baca dengan isme rob???

Hari ini banyak meyakini bahwa peristiwa ini adalah permulaan turunnya wahyu kepada Rasulullah Muhammad yaitu Al-Quran Surah Al-Alaq 96/1-6, perlu kita ketahui makna membaca adalah ambigu yaitu bukan hanya membaca huruf saja dikatakan membaca, sama ketika di Makassar ada segerombolan orang naik motor berbaju merah-merah yang ugal-ugalan pasti sudah tahu jawabannya kalau pernah melihatnya, jika awan mendung dan kelam pertandanya apa??? sama perkataan gambar itu mempunyai banyak makna dan arti, Itukan juga membaca.

mari kita menjawab dan mengkritisi kisah tersebut:
1. Allah menyuruh Rasulullah Muhammad untuk membaca apa??? Kita ketahui sebelum Muhammad menjadi Rasul Allah beliau adalah orang yang terpercaya (Al Amin), pengusaha perdagangan dan juga termasuk dalam Majelis Darun Nadwa sebagai MPR-DPR sekarang, apakah orang yang mempunyai gelar seperti ini adalah orang yang buta huruf (Qs.Al Jumu'ah 62/2)??? tentu saja tidak maka yang diperintahkan untuk membaca adalah bukan membaca huruf karena ini adalah wahyu yang dikatakan “laa shoutin wa laa harfin=bukan suara dan tulisan” berarti yang dibaca Muhammad adalah kondisi psikososial masyarakat Arab yang tidak lagi berdasarkan isme Rob.

2. Isme adalah nama didalam sebuah nama ada paham, sifat dan karakter, seperti liberal(isme), kapital(isme), nasional(isme) dll. Rob belum tentu Allah tetapi rob berartikan penguasa (Qs. An Nazi’at 79/24) ini adalah perkataan fir’aun “ana robbukumul a’la=akulah penguasa yang tertinggi” bukan berarti fir’aun adalah Allah, pengatur (Qs.Al Fatiha 1/2) Rob disini adalah Allah , pendidik (Qs. Al Israa 17/24), pengayom dll.

3. Muhammad tidak bisa membaca keadaan sosialis mekkah pada saat itu karena belum tahu mau membaca dengan faham apa??? namun ketika Beliau diperintahkan dengan membaca dengan Isme Robbik baru mengerti artinya isme robbik telah diajarkan pada Rasullullah Muhammad sebelum Al-Alaq 96/1-6 ini turun.


Allah berfirman dengan dua gaya bahasa ada bahasa secara muhkamat/kontekstual dan mutasyaabihat/perumpamaan (Qs. Ali Imran 3/7) tetapi pada intinya semuanya bisa dan mudah dipahami jika memperdalam ilmu dan mengambil pelajaran dari semua pertanda tersebut (Qs.Thaha 20/2, Al Qomar 54/17). Allah senantiasa menebarkan firman-Nya dalam ayat alam (akhwan) kepada manusia hanya saja kebanyakan manusia melewatkannya begitu saja tanpa berfikir apa maksud dari kejadian alam tersebut. Ketahuilah seandainya Allah ingin membuat semua manusia ini mengetahui semua rahasia keajaiban kitab-kitabNya pastilah bisa tetapi Allah hendak menguji siapa saja yang telah diberikan tanggung jawab terhadap kitab-kitab Allah. Namun seketika ada orang yang tidak selalu bersentuhan dengan ayat kontekstual tetapi mereka banyak memahami ayat metaforis/perumpamaan lalu berbicara tentang kitab Allah niscaya orang yang telah diberi tanggung jawab itu tidak akan lekas percaya dan hanya sedikit sekali yang iman dengan perkataannya.

Di alam yang maha dahsyat ini tersimpan banyak ilmu Allah yang bisa menjadikan kita dekat dengan Allah jika kamu mengetahuinya itulah cara Allah berkomunikasi kepada manusia seperti contoh: Para penemu ilmu fisika, biologi dan kimia, yang mendapat ilmu itu ketika ia berfikir dan mendapatkan isyarat itu dari alam seperti kecepatan dan percepatan massa sewaktu benda jatuh dan dilemparkan (gaya gravitasi), penciptaan manusia dan fungsi organ tubuh, pengukuran tingkat oksidasi, titik leleh dan didih, dan stuktur atom pada setiap elemen yang ada dibumi.

Mengenai Ayat metaforis kitab Allah hanyalah orang yang berfikir dapat menembus dan memahami maksud dan makna tersebut. Allah berfirman tentu saja ada barang dan bukti terlihat oleh mata, Tetapi tak cukup hanya orang yang berfikir saja bisa mengerti tetapi itu hanya atas kehendak dan izin Allah, hari ini banyak orang yang cerdas, pintar dan jenius tapi tidak mengetahui itu.

Mari kita lihat ayat alam baik yang ada dilangit dan dibumi betapa patuhnya mereka dengan Penciptanya pada langit yaitu benda-benda langit seperti matahari yang senantiasa memberikan cahaya tanpa henti beserta planet yang mengitarinya tidak pernah melewati batas (orbit) yang telah ditentukan-Nya. Pada tiap harinya terjadi malam dan siang yang tidak pernah berubah (Qs.Ali Imran 3/190) perlu kita ketahui bahwa nama lain dari Al-Qur’an adalah (An Nur=pemberi cahaya) didalam Al Qur-an terdapatlah prinsip-prinsip perintah dan larangan untuk manusia berpedoman maka bisa dihubungkan dengan ayat tadi bahwa malam adalah suatu kehidupan dalam keadaan gelap tanpa cahaya dan kehangatan prinsip-prinsip Al Qur’an dan Siang adalah suatu keadaan yang terang yang semuanya bertolak dan berpedoman pada koridor kitab-kitab Allah.

Pada bumi ada tumbuhan yang selalu membutuhkan cahaya matahari untuk berkembang, ada juga metafora Allah tentang pohon (Qs.Ibrahim 14/24-27) yang digunakan Allah untuk manusia lekas paham akan perumpamaan tersebut karena manusia selalu melihat dan hidup dengan tumbuhan, yaitu pohon yang baik adalah akarnya menghujam, memegang erat pada pasak tanah agar pohon itu nanti kokoh berdiri, mempunyai batang yang besar sebagai tulang dari penegak pohon dan buah yang manis dan enak rasanya dan berbuah setiap musimnya. Ini perumpamaan manusia yang mempunyai aqidah yang sesuai isme Rob pasti dia akan kuat dan konsisten pada tempat ia bertumpu, mempunyai implementasi tingkah laku, ucapan, dan karakter sesuai dengan isme Rob dan mempunyai buah yang manis yaitu kehidupan Darussalam/Yerussalem kehidupan yang damai, sejahtera, aman dan sentosa. Berbeda dengan pohon yang buruk yang akarnya lemah dan kurus seperti (toge) biarpun tertiup angin hembusan mulut saja pasti akan terlempar.

Pada hewan, seumpama singa adalah raja hutan yang sudah di-qodo-kan memakan daging anda tidak pernah melihat seekor singa memakan wortel, terong, ataupun buah. Meskipun singa adalah raja hutan yang buas, tak pernah singa memakan anaknya. Itulah sifat seorang raja menyayangi anaknya. Kehidupan semut yang bertubuh kecil tetapi mempunyai kekuatan bisa mengangkat 20kali berat tubuhnya kehidupan yang berkoloni, saling bantu membantu dalam bekerja. Lebah yang mengambil sari-sari bunga menjadi madu tetapi ditiap lebah itu konsisten pada satu bunga tidak pernah mengambil sari bunga lain yang tidak ia kenali.

Pada manusia seluruh organ tubuh manusia mempunyai sistem yang tidak pernah berubah meskipun bentuk fisik manusia berbeda-beda, dalam manusia ada otak sebagai sistem syaraf pusat yang tempatnya teratas pada bentuk manusia berfungsi untuk memerintah seluruh tubuh, sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem pertulangan, sistem pancaindera dll. Kalau kita melihat tubuh kita begitu teratur dan dinamis maka kehidupan sosial bernegara juga semestinya bisa seperti seperti sistem yang ada di manusia yang begitu konsisten dengan tugas dan fungsi masing-masing semuanya mempunyai peran yang sama pentingnya dan semua organ itu saling berhubungan dengan tanpa hentinya hingga ajal menjemputnya.
Allah memberikan mata fisik untuk melihat benda menggunakan dan mata bathin untuk tempat melihat menganalisa sesuai isme Rob tetapi tidak semua manusia bisa mengendalikan apa yang diproyeksi mata fisiknya menggunakan mata bathinnya, gunakanlah pelita qolbumu membaca seluruh kejadian baik maupun buruk karena semua itu adalah haq (ada pembelajaran didalamnya).

Sekarang kita adalah ummat ditunjuk Allah yang diwariskan risalah Rasulullah Muhammad yaitu untuk memberikan keterangan-keterangan yang jelas untuk mereka pahami baik itu ayat kontekstual maupun metaforis. Namun terkadang kita sendiri melihat yang tidak sesuai dengan apa yang kita pahami, itulah kekuasaan Allah dan wajah Allah. kita hendak diuji-Nya dengan keadaan keluarga dan saudara sendiri itulah ujian terberat. Karena kita masih dalam masa pembentukan diri ibarat seperti tulang rawan yang masih sering adanya perombakan, ikutilah sebagaimana mestinya perkembangan itu karena kita bukan seperti cicak yang terputus ekornya lalu masih bisa bergerak meski telah tidak ada lagi hubungan dengan otak cicak itu.

Jadilah kita tubuh yang satu tanpa cacat, dan marilah kita menunjukkan kepada mereka kita adalah manusia-manusia yang unggul dari mereka, tidak hanya dari ilmu bumi maupun ilmu langit, dan pantas untuk menjadi manusia pelopor yang memberi keadilan, kesejahterahan, aman, damai dan sentosa.

0 komentar: