Rabu, 13 Juli 2011

0

Kisah Abraham

Posted in
Di kalangan Yahudi Abraham adalah sosok yang terpuji dan dimuliakan, karena baginya dia adalah bapak atau nenek moyang bangsa Israel, bapak para nabi dan orang yang termasyur di bangsanya yaitu Israel. Dalam kalangan Nashrani disebut juga bapak para nabi dan nenek moyang Yesus. Dalam kalangan Islam juga merupakan sosok yang dipuji dan dijadikan suri tauladan yang baik karena dia termsuk orang yang hanif.


            Setelah kerajaan Allah yang dibangun Nuh runtuh, beberapa ratusan tahun kemudian lahirlah seorang anak manusia yang bernama Abraham dari bangsa Babel. Dimana Abraham hidup pada zaman kezhaliman dimana hukum-hukum yang berlaku pada saat itu bukan hukum Allah tapi hukum manusia. Pada saat itu yang berkuasa adalah raja Namrudz. Namrudz berniat untuk mewujudkan tatanan dunia baru, menghapus batas Negara, dunia dengan satu ideologi, hukum, ekonomi, dan kewilayahan. Namrudz mengusung Ide Internasional yang saat ini disebut United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan yang terkenal dengan UU Hamurabi.

            Abraham adalah seorang putera pemahat patung yang bekerja kepada Namrudz, yaitu namanya Azaar. Pemahat patung artinya pembuat UU atau ketetapan yang duduk dalam lembaga Legislatif. Dimana dulu Abraham mencari kebenaran ke mana-mana, dia mencari Tu(h)an yang paling benar dengan memperhatikan matahari, bulan, dan bintang. Maksud Abraham mencari Tu(h)an yang dilambangkan dengan matahari, bulan, dan bintang adalah Abraham masuk dalam organisasi atau partai atau aliran yang berlambang seperti matahari, bulan, dan bintang, tetapi Abraham merasa tidak menemukan tu(h)an sejati di situ dan tu(h)an yang mereka (bangsanya) abdi adalah bukan tu(h)an yang sejati pencipta langit dan bumi. Akhirnya Abraham berhasil menemukan tu(h)an yang sejati yaitu Allah karena kegigihan Abraham di dalam mencari tu(h)annya, hingga Allah mau menghampiri Abraham. Abraham menjaga dan melaksanakan perintah Allah dengan konsisten. Abraham menentang Ide yang dikemukakan oleh Namrudz itu. Karena bagi Abraham Ideologi yang melandasi United Nations bukan ideologi yang benar sesuai dengan kehendak Allah. Tapi ide itu buatan manusia yang berdasarkan nafsu belaka yang akan menjerumuskan manusia, maka Abraham berdakwah kepada bangsanya termasuk kepada ayahnya. Dengan tangan kanannya, Abraham memukul patung-patung kecil sampai hancur dan membiarkan patung yang besar.

 “Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya (dengan kuat). ”(Surat 37 : 93)

Maka Abraham membuat berhala itu hancur terpotong-potong, kecuali berhala yang terbesar agar mereka kembali bertanya kepadanya. Maksud dari ayat tersebut adalah Abraham menghancurkan kekuatan-kekuatan politik atau partai-partai politik bangsa-bangsa Babel dan membiarkan kekuatan politik atau partai politik yang terbesar tetap berkuasa agar orang-orang Babel mengira bahwa yang menghancurkan kekuatan atau partai-partai politik yang kecil adalah kekuatan atau partai politik yang terbesar.

            Dakwah Abraham menimbulkan kekacauan politik pada bangsa Babel. Mereka bermaksud membakar Abraham dengan api, akan tetapi usaha itu tidak berhasil .

Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak." Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim." (Surat 21 : 68- 69)

Api tersebut adalah api emosi yang membakar akal fikiran manusia. (Surat 104 : 6-7)

Maksudnya orang-orang Babel mencoba membuat atau menjebak Abraham agar terpancing emosinya, tapi hal itu tidak berhasil karena Abraham berpikir dengan kepala dingin  dan dia tidak pernah melanggar hukum Negara sehingga tidak ada satu alasan pun yang dapat menyeret Abraham ke pengadilan.

            Karena kondisi sudah tidak memungkinkan untuk berdakwah di Bangsa Babel, maka atas perintah Allah ia bersama orang yang menyertainya meninggalkan orang tuanya dan bangsa Babel menuju tanah yang Allah tunjukkan kepada mereka yaitu tanah perjanjian. Yang turut menyertai perjalanan Abraham adalah Sarai Istrinya  dan Luth anak saudaranya. Maka sampailah mereka ke tanah kana’an. Mereka menumpang pada Abimelekh, Raja Kana’an (palestina) dan mereka sebagai orang asing.

            Oleh karena di kana’an terjadi kekeringan dan mereka kalaparan, Abraham dan orang-orang yang menyertainya pindah ke Mesir. Abraham bertemu dengan Raja Mesir (Fir’aun). Ketika Fir’aun berkata kepada Abraham siapakah wanita itu (Sarai)? Abraham menjawab dia adalah saudaraku. Karena kalau ketahuan bahwa Sarai adalah Istri Abraham maka Abraham akan dibunuh. Fir’aun hendak menjadikan Sarai sebagai istrinya. Tetapi ketahuan bahwa Sarai adalah istri Abraham, akhirnya mereka disuruh pergi dari Mesir kembali ke Kana’an.

Ada satu kejadian janggal, mengapa Firaun merasa dibohongi oleh Abra ham. Ini karena Firaun tidak bertanya kepadanya apakah Sarai itu istrinya, tetapi hanya bertanya, siapakah Sarai. Maka Abra ham menjawab, bahwa Sarai adalah adiknya, dan Sarai pun mengiyakan. Karena memang Abra ham dan Sarai adalah saudara satu bapak tapi lain ibu. Maka Abra ham tidak berbohong dalam hal ini. Abra ham adalah hamba Allah yang amat taat, dia adalah Nabi, dan tidak mungkin seorang Nabi seperti Abra ham berbohong. Dan mengapa Firaun setelah tahu kejadian ini, dia tidak membunuh Abra ham. Ini karena dia mengetahui latar belakang Abra ham adalah anak orang berpengaruh di Babel, dan juga seorang Nabi yang sedang membawa misi kenabian. Kejadian ini terulang pada saat dia dan Sarai pergi ke Negeri Gerar dimana Abimelekh menjadi Rajanya, yang diceritakan dalam Kejadian 20:1-18.

            Setelah pulang ke Kana’an Abraham kembali ke Mesir lagi, sedangkan Sarai dan Luth ditinggal di Kana’an. Di mesir Abraham bertemu dengan raja Mesir yang lain dan dikasih hadiah putri seorang raja Mesir. Wanita itu adalah Hagar seorang wanita bangsawan dari Mesir. Karena sudah lama sekali Sarai tidak mempunyai keturunan, Sarai mengizinkan Abraham menikah dengan Hagar. Kemudian Abraham kembali ke Kana’an. Ketika Abraham berusia 86 tahun, Hagar melahirkan Ismael anak pertama Abraham. Kemudian 14 tahun kemudian lahirlah Ishaq anak kedua Abraham dari istri pertamanya (Sarai).

            Karena Abraham konsisten dalam memegang kebenaran dan setia kepada Allah dan mengikuti perintah Allah, maka Allah memilihnya dan menjadikan Imam segala bangsa dan anak cucunya akan menjadi penguasa dunia, seluruhnya diberikan kepada mereka, khususnya Kana’an sebagai tanah perjanjian.

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Robnya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.”(Surat 2 : 124)

Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan,(Kejadian 13 : 14)

Ssebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. (Kejadian 13 : 15)

 Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga.(Kejadian 13 : 16).

 Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah  akan Kuberikan negeri itu. (Kejadian 13 : 17)

Ketika Ismail sudah cukup umur dan karena Sarai takut kalau tahta Abraham akan jatuh kepada Ismael, maka Sarai menyuruh Abraham untuk mengusir Hagar dan Ismael. Istilah “pengusiran” di sini adalah bahasa amsal, yang berarti mengharuskan Ismael untuk ditempatkan ke Mekkah. Kenapa? Karena ini adalah strategi Abraham di dalam menggenapi janji Allah kepadanya dan keturunannya. Pada saat Ismael memasuki “usia yang sanggup diajak kerja sama”, maka Ismael dikorbankan oleh Abraham atas perintah Allah, yaitu Ismael diutus Abraham ke Makkah untuk membersihkan Ka’bah dari kaum atau suku jurhum, artinya membersihkan Ka’bah dari kemusyrikan. Jadi istilah dikorbankan disini bukanlah disembelih, tetapi dilimpahi “tugas suci” membawa misi dari Allahnya Abraham. Dalam Kitab Kejadian 22 : 1-3 ,  Allah hendak menguji keimanan Abraham dengan menyuruhnya mempersembahkan Ishak sebagai korban untuk disembelih. Jadi Ishak pun juga dikorbankan dalam artian membawa misi Abraham di kanaan, sementara Ismael membawa misi Abraham di Mekkah. Mereka berdua sama-sama diberkati oleh Allah. Jadi sebenarnya apa misi yang dibawa oleh Abraham dan diwariskan kepada keturunannya? Yakni misi : “tidak ada yang diper-TUAN kecuali Allah, tidak ada yang berhak ditaati atau diabdi kecuali hanya Allah pengatur semesta alam”. Manusia tidak boleh memiliki dua TUAN dalam kehidupannya, yang menyebabkan dia mempersekutukan Allah. Misi inilah yang akan ditegakkan oleh keturunannya yang mewarisi ideologinya Abraham, yakni Musa, Yesus, dan Muhammad.

0 komentar: